Dalam dunia pengasuhan modern yang dipenuhi tekanan, opini, dan standar yang berubah-ubah, banyak orang tua merasa bingung: bagaimana caranya membesarkan anak yang bahagia, mandiri, dan bertanggung jawab tanpa harus menjadi otoriter atau terlalu permisif? Dalam Good Inside, Dr. Becky Kennedy, seorang psikolog klinis yang dikenal sebagai "the millennial parenting whisperer", menawarkan pendekatan yang menenangkan dan berbasis ilmu saraf: percaya bahwa setiap anak (dan orang tua) adalah "baik di dalam" (good inside).
Daripada berfokus pada perilaku buruk yang perlu diperbaiki, Kennedy mengajak kita untuk melihat niat dan emosi di balik perilaku tersebut, lalu membimbing anak dengan batasan yang penuh empati dan koneksi emosional yang kuat.
Anak Bukan Nakal, Mereka Sedang Kesulitan
Salah satu prinsip utama dalam buku ini adalah bahwa perilaku anak bukanlah cerminan moralitas, tetapi ekspresi dari kebutuhan atau kesulitan yang belum bisa mereka ungkapkan secara sehat.
Contoh:
- Anak yang memukul bukan "anak nakal", tapi anak yang belum bisa mengelola kemarahan.
- Anak yang terus melawan bukan tidak hormat, tapi mungkin merasa tidak punya kendali.
Dengan memandang anak sebagai "baik di dalam", orang tua:
- Tidak mudah bereaksi keras, tapi mencoba memahami konteks emosinya.
- Menanggapi dengan rasa penasaran, bukan hukuman.
- Membangun kepercayaan jangka panjang, bukan ketaatan sementara.
Disiplin Bukan Tentang Hukuman, Tapi Mengenalkan Batasan
Menurut Dr. Becky, disiplin yang efektif bukanlah tentang memberikan konsekuensi keras, tetapi mengajarkan regulasi emosi dan tanggung jawab sosial.
Prinsip yang disarankan:
- Batasan yang hangat (Warm Boundaries): Contoh: "Aku tidak akan membiarkan kamu memukul adik. Kamu boleh marah, tapi aku akan bantu kamu mengelola rasa marah itu."
- Repair over punishment: Saat terjadi kesalahan, fokus pada memperbaiki hubungan dan proses belajar, bukan mempermalukan anak.
- Validasi emosi, batasi perilaku: Emosi anak (marah, kecewa) tidak salah, tetapi perilaku (berteriak, memukul) tetap perlu diarahkan.
Disiplin ala Good Inside menumbuhkan kesadaran, bukan ketakutan.
Orang Tua yang Tenang Datang dari Orang Tua yang Diproses Emosinya
Dr. Becky menekankan bahwa perilaku orang tua saat anak tantrum lebih mencerminkan pengolahan emosi internal mereka sendiri daripada perilaku anak itu sendiri.
Artinya, kunci menjadi orang tua yang efektif adalah mengatur emosi diri terlebih dahulu.
Beberapa strategi:
- Pause sebelum merespons. Tarik napas, beri jeda.
- Kenali trigger pribadi. Banyak reaksi keras orang tua berasal dari luka masa lalu.
- Self-compassion: Orang tua juga manusia. Rasa bersalah dan marah adalah bagian dari perjalanan, bukan tanda kegagalan.
Orang tua yang bisa memeluk dirinya dengan empati akan lebih mudah memberikan empati yang sama pada anaknya.
Hubungan Lebih Penting daripada Solusi Instan
Dr. Becky mengingatkan bahwa hubungan jangka panjang antara orang tua dan anak jauh lebih penting daripada "menang" dalam konflik sehari-hari.
Beberapa hal yang mendukung ini:
- Repair moments: Setelah marah, minta maaf kepada anak dan perbaiki koneksi, tanpa kehilangan otoritas.
- Build emotional safety: Anak akan mendengarkan dan mengikuti orang tua yang mereka rasa aman untuk ditangisi, diprotes, dan tetap dicintai.
- Connection before correction: Saat anak sedang emosi tinggi, prioritas pertama adalah menghubungkan, bukan mengoreksi.
Dengan pendekatan ini, orang tua tidak kehilangan kendali, tapi membangun pengaruh jangka panjang berbasis kepercayaan.
Mengasuh dengan Rasa Ingin Tahu, Bukan Takut
Banyak keputusan orang tua dibuat karena rasa takut:
- Takut anak tumbuh manja.
- Takut anak tidak hormat.
- Takut dihakimi orang lain.
Namun, pendekatan Good Inside mendorong orang tua untuk mengganti ketakutan dengan rasa ingin tahu:
- "Apa yang sedang dibutuhkan anak saya?"
- "Apa cerita di balik perilaku ini?"
- "Apa yang bisa saya pelajari dari reaksi saya hari ini?"
Ketika orang tua menjadi pelatih emosi, bukan hanya pengatur perilaku, maka tumbuh anak-anak yang percaya diri, mampu memproses emosi, dan siap menjalin hubungan sehat di masa depan.
Kesimpulan
Pada akhirnya, Good Inside mengajarkan bahwa mengasuh anak bukan tentang membuat mereka patuh, tetapi tentang membangun manusia yang utuh, sadar, dan bertanggung jawab. Dengan mengganti reaktivitas dengan empati, mengganti hukuman dengan batasan hangat, dan mengganti ketakutan dengan keingintahuan, orang tua dapat menciptakan hubungan yang kuat dan aman dengan anak mereka. Seperti pepatah, "Anak yang merasa diterima akan lebih mudah belajar memperbaiki diri," buku ini memberi peta jalan untuk menjadi orang tua yang tegas, lembut, dan manusiawi.
Suka dengan rangkuman ini? Kamu pasti akan suka dengan bukunya juga! Klik disini untuk beli buku selengkapnya.
Tentang Penulis
Dr. Becky Kennedy adalah psikolog klinis anak dan keluarga, pendiri platform parenting Good Inside, dan pembicara terkemuka dalam bidang kesehatan mental dan pengasuhan berbasis koneksi. Ia dikenal karena kemampuannya menggabungkan ilmu psikologi modern dengan pendekatan penuh kasih yang aplikatif untuk orang tua masa kini.

