Bill Gates: Kebiasaan Masa Kecil ini Bantu Saya Menjadi Triliuner — Krusial Bagi Kesuksesan Saya

Written on 03/07/2025
TSP Editorial Team


Bill Gates meragukan apakah dia bisa menjadi miliarder jika tumbuh dalam lingkungan yang sama dengan anak-anak masa kini, yang harus menghadapi distraksi dari smartphone dan media sosial.

Sebagai co-founder dan mantan CEO Microsoft, Gates berperan besar dalam menjadikan komputer dan internet sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Namun, dia meyakini bahwa tanpa waktu yang dihabiskannya untuk berkelana bersama teman, mengeksplorasi dunia luar, membaca, dan berpikir mendalam selama berjam-jam di kamarnya, mungkin dia tidak akan mampu membangun raksasa teknologi bernilai $3,26 triliun (sekitar Rp52.812 triliun).

"Ketika saya merasa gelisah atau bosan — atau mendapat masalah karena berperilaku buruk — saya akan menghilang ke kamar dan tenggelam dalam buku atau ide-ide saya, sering kali selama berjam-jam tanpa gangguan," tulis Gates dalam blognya.
"Kemampuan untuk mengubah waktu luang menjadi momen berpikir mendalam dan belajar menjadi bagian fundamental dari siapa saya."

Gates juga merekomendasikan buku The Anxious Generation karya Jonathan Haidt, yang mengeksplorasi bagaimana smartphone dan media sosial telah 'membentuk ulang' otak anak-anak. Buku ini mengungkap bahwa teknologi ini berkontribusi terhadap krisis kesehatan mental generasi muda, yang ditandai dengan meningkatnya kesepian dan depresi di kalangan Gen Z.

Menurut penelitian, paparan smartphone dan media sosial yang terus-menerus dapat berdampak buruk pada memori, kemampuan berkonsentrasi, dan rentang perhatian anak muda. Gates membandingkan masa kecil berbasis permainan yang merangsang kreativitas dengan masa kecil berbasis ponsel yang banyak dialami anak-anak saat ini.

"Rentang perhatian kita seperti otot, dan gangguan terus-menerus dari media sosial membuatnya sangat sulit untuk berkembang," tambahnya.

Komitmen pada Konsentrasi Tanpa Gangguan

Sepanjang kariernya, Gates sering menekankan bahwa kebiasaannya membaca secara intens dan kemampuan untuk mengisolasi diri adalah faktor utama kesuksesannya.

Pada 1990-an, saat masih menjabat sebagai CEO Microsoft, Gates bahkan menyepi ke sebuah kabin terpencil selama seminggu penuh tanpa teknologi lain kecuali tumpukan buku dan makalah teknis—sebuah kebiasaan yang disebutnya sebagai “Think Week”. Dalam periode ini, dia berkomitmen pada konsentrasi tanpa gangguan, bahkan tidak memeriksa email, agar bisa membaca, berpikir, dan menulis tentang masa depan tanpa interupsi.

Menurut The Wall Street Journal, Think Week Gates melahirkan banyak ide besar, termasuk pengembangan browser Internet Explorer.

Namun kini, teknologi yang membantu Gates dan Microsoft merajai dunia justru berisiko menghambat pemikiran mendalam, yang sangat penting untuk inovasi besar berikutnya.

"Tanpa kemampuan untuk fokus secara intens dan mengikuti ide ke mana pun itu mengarah, dunia bisa kehilangan terobosan besar. Padahal, terobosan itu hanya bisa terjadi ketika seseorang benar-benar mendalami sebuah ide, meskipun godaan distraksi hanya berjarak satu klik saja," tulis Gates.